Kamis, 18 Oktober 2012

Aku Tak tau seberapa Besar Rinduku PadaMu


Tak Sempat Menyapa, di senja ini. . .
Ku hampiri abjad, yang bisu tak berirama. . . .
Ku urai, waktu yang lalu. . .
Ku Lontarkan sebuah kata-kata pilu, pada Jengahnya lembar tipis menjadi sajak-sajak sendu,
Ku tata semua rasa menjadi makna, tak terarti. . .
Rasanya, kau terus merayuku. . .Untuk Mengungkapkan Keindah sebuah sajak Rindu yang Berceloteh di dinding Hati. . .
Berkelebat, menyabet perih nurani. . .
Ku, rangkap semua Penaku, menjadikan sebuah Prosa indah berwarna- warni, layaknya Pelangi. . .
Kata pilu, mungkin tak berarti, jika ternyata aku masih Merindu. . ku coba memapah kata Cinta, tak mampu ku goreskan, Yang ku goreskan ternyata Hitam Legam sebuah Kerinduan. . .
Kerinduan, yang terbalaskan sebuah cacian. . .
Entah, . . .
Entah, kapan semua rasa itu akan tergerus halus menjadi Lupa yang Permanen. . .
Penaku, belum cukupkah kau bermesraan dengan jemari kasar ini. . .
Belum, sempat ku ucap, tak terasa Penaku terus bercengkrama di atas Lembaran putih yang masih perawan. . .
Tak, peduli jemari ini semakin Luwes menjamah semua Lembaran. . .
Tetap, saja yang ku Torehkan Hanyalah kata Rindu. .
Rindu. . .rindu. . .rindu.
Ku Lenyapkan semua egoku. . .
Penaku, apakah kau tak lelah mencatatnya setiap waktu. . .aku tak mau, jika tintamu habis mengering, hanya karna kata pilu Rinduku ini, aku tak mau jika semua tentangnya, Hanya membuatmu Kehabisan nafas hidupmu. . .
Karena, setiap nafasmu mampu membuatku Mengingat Semua tentang filosofi Hidup,..
Penaku, ku istirahatkan kau dahalu, Dan akan ku isi Ulang kau. . .agar kau dapat menemani, ku sepanjang Masa. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar